1. RabiesPenyakit menular ini disebabkan oleh Lyssavirus
yang hingga kini belum bisa diobati. Meski demikian, pencegahan bisa
dilakukan dengan pemberian vaksin anti rabies (VAR) atau serum anti
rabies (SAR) asalkan penyebaran virus belum mencapai otak.
Jika
sudah mencapai otak, virus yang ditularkan lewat gigitan anjing ini akan
melumpuhkan berbagai sistem organ, terutama yang berhubungan dengan
pernapasan. Pada tahap yang dinamakan Lyssa, pasien akan mengalami sesak
napas hebat hingga akhirnya tewas mengenaskan beberapa jam kemudian.
2. CampylobacteriosisPenyakit yang menyerang saluran perncernaan ini disebabkan oleh bakteri campylobacter jejuni.
Bakteri ini ditularkan oleh binatang peliharaan termasuk anjing, kucing
dan burung melalui kontak langsung, kontaminasi air minum maupun
konsumsi daging yang belum terlalu matang.
Gejala yang muncul
pada campylobacteriosis adalah diare, nyeri lambung dan pada tingkat
keparahan tertentu dapat menyebabkan demam tinggi. Jika diare tidak
teratasi, risiko terburuknya adalah dehidrasi atau kehilangan cairan
tubuh.
3. Penyakit kulitJenis penyakit kulit yang sering ditularkan oleh anjing adalah dermatophytosis atau ringworm
yang ditandai oleh bercak gatal dengan pola melingkar di kulit.
Penyebabnya adalah sejenis jamur yang menular lewat kontak langsung
dengan permukaan kulit anjing yang terinfeksi.
Penyakit kulit
lainnya yang ditularkan oleh anjing adalah scabies yang disebabkan oleh
kutu anjing. Kutu ini dapat menyelinap masuk ke bawah permukaan kulit
dan menyebabkan ruam merah, kulit bersisik hingga kerontokan rambut di
kepala maupun permukaan kulit lainnya.
4. ToxocariasisPenyakit yang disebabkan oleh infeksi cacing Toxocara canis
ini terjadi di saluran pencernaan anjing dan telurnya bisa terbawa oleh
kotoran lalu mencemari tanah. Jika terhirup atau tertelan oleh manusia,
telur akan menetas di perut lalu bermigrasi ke jaringan tubuh lainnya.
Di
jaringan kulit, larva cacing ini hanya akan menyebabkan keluhan ringan
seperti ruam dan gatal-gatal meski kadang disertai demam, batuk dan
pembengkakan kelenjar limpa. Meski jarang, larva cacing ini bisa juga
mencapai hati dan mata dan menyebabkan gangguan pada fungsi organ
tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar